Selasa, 24 Februari 2009

Ngeprint Kaos ndiri yuk..

Pada saat tertentu Anda sekeluarga mungkin membutuhkan seragam, untuk berlibur atau reuni keluarga. Untuk memesan ke tukang sablon, dalam jumlah lima potong, memang akan dilayani. Tapi jatuhnya lebih mahal karena Anda juga harus membayar biaya pembuatan film untuk membuat cetakan sablon.

Dengan cara pada artikel ini, selembar kaos pun tetap bisa dibikin. Sungguh sangat eksklusif dan bagus sekali.


Bahan-bahan yang diperlukan untuk menggambari kaos sangatlah mudah, hanya t-shirt polos, printer ink - jet warna, kertas t-shirt transfers dan setrika listrik.

Untuk bahan kertas transfer, yang bisa memindahkan hasil cetakan printer ink - jet ke kain dengan bantuan setrika panas, Anda harus membelinya satu pak, yang berisi sepuluh lembar. Untuk membuatnya, ikutilah langkah-langkahnya sebagai berikut :

Langkah 1:

Bukalah software Microsoft Word, aturlah besarnya kertas dengan mengklik menu [File] [Page Setup] sehingga terbuka dialogue box. Kliklah tab [Paper Size] dan aturlah ukuran kertas menjadi A4. Buatlah formatnya menjadi Landscape atau mendatar, setelah itu klik tombol [Ok].

Pada lembar kerja kosong ini masukkan gambar. Bisa menggunakan gambar yang sudah tersedia diClip Art atau Anda bisa menggunakan gambar lain sesuka hati Anda yang sudah tersedia di folder Anda.

Agar gambar mudah digeser-geser, klik kanan dengan mouse, lalu [Format Picture]. Setelah muncul dialogue box, kliklah tab [Layout], dengan pilihan icon [In Front of Text], berupa anjing hitam diatas deretan garis abu-abu.

Untuk memasukkan text, gunakanlah [Insert] [Text Box]. Agar penanganan teks lebih mudah, hilangkanlah garisnya dengan mengklik kanan, lalu [Format Text Box]. Setelah muncul dialogue box kliklah tab [Layout], dengan pilihan [In Front of Text]. Lantas masukkanlah teks, sebaris saja, dengan jenis dan ukuran font kesukaan Anda. Begitu pun warnanya.

Langkah 2:

Dengan petunjuk pada Langkah 1 tadi, hasil yang kita peroleh adalah sebagai berikut :
(Untuk melihat hasil yang lebih bagus, lihatlah dari [File] [Print Preview] )

Langkah 3 :

Bila Anda dan putra putri Anda sudah yakin dan puas dengan desain tersebut, sekaranglah saatnya mencetak. Ambillah kertas transfer dari kemasannya, dan pasanglah pada printer. Ingat, jangan sampai terbalik. Bagian punggung kertas, yang bukan bidang cetak biasanya ditandai dengan garis dan atau tulisan. Bidang cetak harus menghadap ke atas.


Setelah itu klik [File] [Print], lalu pada dialogue box kliklah [Properties]. Pada [Media Type] pilihlah [T-Shirt Transfers]. Pilihan ini secara otomatis akan menghasilkan cetakan yang terbalik (mirror), seperti melihat pantulan gambar pada cermin. Pilihlah kualitas cetak standar, bukan draft.


Apabila pada pengaturan [Properties] Anda tidak ada fasilitas seperti yang dicontohkan diatas, maka pada tab [Features] klik [Orientation] pilih Potrait, dan centang pada Flip Horizontal. Maka Anda akan mendapatkan hasil print seperti pantulan gambar pada cermin juga.

Yakin semuanya siap…?? Klik [Aplly], lalu [Ok].

Pilihan menu printer properties satu merek printer dengan yang lain kadang agak berbeda, namun secara prinsip pencetakan hampir sama.

Langkah 4 :

Beginilah kira-kira hasil Anda yang terbalik. Memang harus begitu, karena gambar dan teks itu nanti akan dipindahkan ke kaos polos Anda.

Langkah 5 :

Ambillah kaos yang sudah disiapkan, setel lah setrika Anda pada level medium. Ratakanlah kaos terlebih dahulu dengan menyetrikanya. Setelah kaos mendingin, tumpangkanlah kertas transfer yang telah tercetak.

Jagalah agar permukaan kaos tak bergelombang. Bila perlu diganjal karton lunak.

Lalu setel setrika pada level maksimum. Gosok pelan-pelan, dengan sedikit tekanan, bidang demi bidang, sesuai garis panduan, dari atas ke bawah dan sebaliknya, kira-kira selama 15 detik. Setelah itu digosok dari kiri ke kanan, dan sebaliknya, kira-kira 15 detik.

Langkah 6 :

Letakkan setrikaan, tunggulah sekitar 3 menit agar kertas transfer mendingin. Lalu lepaslah, seperti melepas stiker, dengan perlahan. Satu tangan melepas kertas, tangan lain menahan kaos agar tak terangkat.

Bila ada bagian yang belum menempel rata, rapatkan lagi kertasnya, dan gosok lagi dengan setrika.

Langkah 7 :

Kaos sudah selesai digambari. Tunggu sampai baju dingin, baru dipakai. Disain kaos yang Anda buat sudah selesai dan siap untuk dipakai oleh Anda dan keluarga. Jangan lupa menyesuaikan ukuran kaos dengan orang yang akan memakainya. Selamat mencoba….!!


sumber: yuds.wordpress.com

Selengkapnya...

Minggu, 22 Februari 2009

Ada Apa Dengan Hatiku...

Beberapa minggu yang lalu gw baru saja mendapatkan sebuah berita dari seorang sahabat. Sebenarnya.. isi beritanya sich biasa aja, cuman cara penyampaiannya itulah yang membuat gw tertarik, dengan mata melotot sambil mulut monyong-monyong dan sekali-kali gw liat tangan kanannya itu mengepal memukul tangannya yang sébelah kiri seakan-akan ada sebuah kemarahan didalam hatinya. Gw coba untuk tidak larut dalam alur ceritanya, gw berusaha untuk berpikiran jernih dan positif, sehingga gw bisa mengambil kesimpulan dari akhir ceritanya. Tapi gw salah dan kalah.. gw ikut larut dalam alur ceritanya bahkan justru gwlah yang terpancing emosinya.

“Sep.. TPA yang ustad ane rintis didaerah bukit duri di bubarin..!” itulah kalimat pertama yang melucur dari mulut sahabat gw sebagai pengantar menuju kalimat-kalimat berikutnya yang lebih menyakitkan. Awalnya gw berpikiran bahwa pembubaran TPA itu disebabkan karena kesalahan didalam memanage atau paling tidak karena kekurangan biaya. Dan hal ini sering di alami sama rekan-rekan gw yang lain. Tapi perkiraan gw salah.. “Semenjak kepengurusan DKM Masjid di pegang ama “orang-orang itu”.. semua kegiatan yang sudah berjalan dengan baik menjadi ancur, bahkan perpustakaan masjid juga, semua buku-bukunya harus sesuai dengan manhajnya pengurus..” Sahabat gw ampe narik napas panjang .. “ dan yang parahnya sep.. semua kegiatan keislaman mulai di larang.. dari yg namanya nasyid, marawis sampai kegiatan perayaan hari-hari besar Islam juga dilarang.”. Muka gw langsung panas.. tapi gw ga bisa berbuat apa-apa.. itukan bukan daerah gw…

Sebenernya gw juga punya pengalaman pahit ketika harus berurusan dengan “orang-orang seperti itu” . Saat itu ada yang memberikan sebuah email-email keIslaman. Awalnya gw sich enjoy-enjoy aja, karena menurut gw selama kita masih berstatus thalib.. jangan pernah merasa cukup.. sebagaimana yang di ucapkan Sa’id bin Jubair rahimahullah, “Seseorang tetap dikatakan ‘alim selama dia tetap belajar. Maka apabila dia meninggalkan belajar dan merasa cukup dengan ilmu yang ada padanya, maka dia adalah orang yang paling bodoh.”[1]

Tapi kok lama-lama isinya aga-aga menyudutkan dan sedikit memaksakan pendapatnya. Gw coba memberikan klarifikasi dengan menampilkan berbagai pendapat para imam mahzab. Dan berusaha untuk bersikap Tawasuth (pertengahan) karena memang sifat umat Islam adalah pertengahan antara agama-agama (milal), sebagaimana firman Allah Ta’ala, “Dan kami jadikan kalian sebagai umat pertengahan (umatan wasathan).” (QS. Al Baqarah:143), sedangkan Ahlusunnah adalah pertengahan diantara kelompok-kelompok yang bersandarkan kepada Islam [2]

Gw juga paham kalo perbedaan didalam fiqh sudah dari dulu, “Telah ada perselisihan sejak lama pada masa para imam besar panutan: Abu Hanifah, Malik, Asy Syafi’i, Ahmad, Ats Tsauri, Al Auza’i, dan lainnya. Tak satu pun mereka memaksa yang lain untuk mengubah agar mengikuti pendapatnya, atau melemparkan tuduhan terhadap keilmuan mereka, atau terhadap agama mereka, lantaran perselisihan itu.” [3]

Sekali-dua kali posting.. kok hati gw ga tenang, ibadah gw juga ga tenang.. masih ada ganjalan dihati, masih ada emosi yang terselip di hati masih ada pikiran-pikiran yang yang seharusnya tidak harus gw pikirkan. Gw khawatir virus-virus penyakit hati telah menggerogoti hati gw. Sholat jadi ga khusu’ yang terbayang adalah tulisan-tulisan yang membuat hati panas. Di ademin pake tilawah juga kaga mempan.

Sampai suatu ketika, email gw exfired, akhirnya gw bikin email yang baru. Sempet kepikiran untuk meregister email gw ke beberapa milis dan ”orang-orang itu”. Tapi niat itu gw urungkan.

Dan alhamdulillah .. hati gw merasa tenang. Ada sich beberapa email yang mampir, tapi gw berusaha untuk bersikap ikhlas.. kok ikhlas..?? iyalah.. gw harus ikhlas menerima perbedaan selama perbedaan itu masih didalam jalur furu’iyah dan ijtihadiyah yang syar’iyah.

Cukuplah taujih Robbaniyah ini dapat kita ambil pelajaran:

“Dan seandainya Tuhanmu kehendaki, niscaya Dia jadikan manusia itu umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih, kecuali yang dirahmati Tuhanmu, dan untuk itulah Dia menciptakan mereka” (QS. Hud: 118-119) [4]

Note:
[1] Tadzkiratus Saami’ wal Mutakallim karya Ibnu Jamaa’ah halaman 183.
[2] Said bin Ali bin Wahf al Qahthany, Syarh al Aqidah al Wasithiyah Lisyaikhil Islam Ibni Taimiyah rahimahullah, hal.48. muraja’ah. Syaikh Abdullah bin Abdurrahman al Jibrin. Cet.2, Rabiul Awal 1411H. Penerbit: Ri-asah Idarat al Buhuts al ‘Ilmiyah wal Ifta’ wad Da’wah wal Irsyad
[3] Dr. Umar bin Abdullah Kamil, Adab al Hiwar wal Qawaid al Ikhtilaf, hal. 32. Mauqi’ Al Islam. Al Maktabah Asy Syamilah
[4] Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata tentang ayat ini, “Allah mengkabarkan bahwa Dia mampu menjadikan manusia seluruhnya satu umat, baik dalam keimanan atau kekufuran, sebagaimana firmanNya yang lain‘Seandainya Tuhanmu kehendaki, niscaya berimanlah semua manusia di bumi’. Lalu firmanNya ‘tetapi mereka senantiasa berselisih, kecuali yang dirahmati Tuhanmu’ artinya perbedaan akan senantiasa terjadi antara manusia, baik tentang agama, keyakinan, millah, madzhab, dan pendapat-pendapat mereka. Berkata Ikrimah,’Mereka berbeda dalam petunjuk’. Berkata Hasan al Bashri, ‘Mereka berbeda dalam hal jatah rezeki, saling memberikan upah satu sama lain’. Yang masyhur dan benar adalah pendapat pertama (pendapat Ikrimah). Dan firman selanjutnya ‘kecuali yang dirahmati Tuhanmu’ artinya kecuali orang-orang yang dirahmati yang mengikuti rasul-rasul dan berpegang teguh kepada perintah-perintah agama, dan seperti itulah kebiasaan mereka hingga masa penutup para nabi dan rasul, mereka mengikutinya, membenarkannya, dan menjadi pembelanya. Maka beruntunglah dengan kebahagiaan dunia dan akhirat karena mereka adalah Firqah an Najiyah (kelompok yang selamat) sebagaimana yang diisyaratkan dalam sebuah hadits musnad dan sunan dari banyak jalur yang saling menguatkan satu sama lain, ‘Sesungguhnya Yahudi berpecah menjadi 71 golongan, dan Nasrani menjadi 72 golongan, dan umat ini akan berpecah menjadi 73 golongan, semua keneraka kecuali satu golongan’, mereka bertanya ‘Siapa mereka ya Rasulullah?’, rasulullah menjawab, ‘Apa-apa yang aku dan sahabatku ada di atasnya’. Diriwayatkan Al Hakim dalam Mustadraknya dengan tambahan ini.” ( Ibnu Katsir, Tafsir Al Qur’anul Azhim, II/465)
Selengkapnya...

Jumat, 20 Februari 2009

Pernah nonton bokep.??

Realitas umat saat ini memang benar-benar aneh dan serba terbalik. Yang haram menjadi halal. Yang tabu menjadi lumrah. Yang dosa menjadi biasa. Yang buruk menjadi baik. Yang aneh menjadi unik..

Pasti diantara kalian ada yang pernah mendapat pertanyaan “Pernah nonton film bokep nggak?”.

Ketika kita jawab, “Nggak pernah!”, maka orang-orang yang bertanya tersebut akan berkomentar, “Kamu bohongkan?” atau “Halah boong kamu!” atau “Hari gini enggak pernah nonton bokep! Pasti elo bohong!”.

Dan ketika kita jawab, “Sungguh! Alhamdulillah saya belum pernah nonton itu!”

Maka mereka akan berkomentar, “Berarti kamu enggak normal!” :mrgreen:

GDUBRAK!!! :evil: Ironis benar nasib kita bro. Ketika kita menjawab jujur mereka malah menuduh bohong dan ketika mereka telah yakin kita jujur maka mereka malah menuduh kita tidak normal. Glegek….

Dan yang lebih aneh lagi adalah ketika kita tanya balik, “Kamu sendiri gimana? Sudah pernah menontonnya?” :roll:

Sebagian dari mereka menjawab dengan malu-malu dan berbagai alas an untuk melegalkan perbuatannya, “Saya pernah, tapi enggak sengaja, waktu itu….bla…bla…bla…bla….”.

Glegek…

Dan yang lebih tragis ada sebagiannya yang justru bangga, “O…. Iya dong gua pernah nonton. Bahkan mungkin hampir tiap minggu. Itu mah biasa lagi… Bahkan sering kali gua nonton bareng sama temen-temen gua.”

GDUBRAK!!! Aduh ya ampun… :evil: astaghfirullah….. :cry:

Hai bro’…. Inilah zaman kita…

Ketika sesuatu yang sangat tabu justru menjadi hal biasa.

Ketika sesuatu yang sebenarnya aib justru menjadi kebanggaan.

Sungguh ironis zaman kita ini….

Baik disini kita tidak perlu tersinggung juga tidak perlu marah apalagi mengakui kesalahan kita di hadapan khalayak. Cukuplah kita renungi makna hujjah dalil berikut ini,

Dari Abu Hurairah ra, ia berkata : Saya mendengar Rasulullah saw bersabda : “Umatku akan mendapat ampunan, kecuali orang yang terang-terangan berbuat dosa. Di antaranya, orang berbuat dosa pada malam hari dan pada pagi hari ia menceritakannya, padahal Allah telah menutupi. Ia bercerita : “Hai fulan, saya tadi malam berbuat begini dan begitu. “Sesungguhnya malam itu Allah telah menutupi perbuatannya, namun pagi harinya ia malah membuka sendiri perbuatannya yang telah Allah tutup.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Subhanallah….

Bro’ku…. Lihatlah hujjah dalil di atas, di sana Rasulullah telah memberikan kabar gembira kepada kita dengan ungkapan, “Umatku akan mendapat ampunan” jika berbuat dosa karena kekhilafannya, bertaubat dan tidak mengulanginya lagi di kemudian hati. Tapi juga memberikan peringatan pengecualian itu dengan ungkapan, “kecuali orang yang terang-terangan berbuat dosa” kemudian dengan bangganya mereka menceritakan dosanya tersebut kepada khalayak bahkan mengajaknya. MayaAllah…. :cry:

Sekarang coba kita pikirkan bro’, apa yang akan kita rasakan ketika seseorang yang telah kita beri kenikmatan seperti persahabatan, kebaikan, sebagian rejeki kita, waktu untuk mendengarkan curhatannya dan lain-lain kemudian dengan sombong dan bangganya orang itu menceritakan kepada orang lain apa yang telah dia lakukan terhadap segala pemberian kita itu untuk hal-hal yang tidak baik. Apakah yang kita rasakan bro’? Apakah kita sanggup untuk memberikan mereka lagi? Apakah kita bisa berbuat hal yang sama seperti itu lagi terhadapnya?

Maka sesungguhnya Allah lebih berhak untuk bersikap seperti apa yang kita rasakan bro’. Tapi dengan Kemaha Rahmanannya dan Kemaha Rahimannya Allah pasti jauh lebih bijaksana dalam bersikap dibandingkan diri kita.

Semoga ini menjadi pelajaran dan introspeksi diri kita. Janganlah engkau tambah kemurkaan Tuhanmu karena dosa kemaksiatan yang telah kita lakukan kemudian kita ceritakan kemaksiatan yang telah Allah tutupi itu kepada khalayak sehingga orang lain melakukan atau mengikuti tindakan kemaksiatan kita itu. Takutlah kita terhadap hujjah dalil berikut ini wahai ikhwah…

Dari Abu ‘Amr Jarir bin Abdullah ra ia berkata : ……. beliau [Shallallahu ‘Alaihi Wassalam] bersabda : “Siapa saja yang pertama memberi contoh prilaku yang baik dalam Islam, maka ia mendapatkan pahala kebaikannya itu tanpa dikurangi sedikitpun. Dan siapa saja yang pertama memberi contoh perilaku yang jelek dalam Islam, maka ia mendapatkan dosa kejahatan itu dan mendapatkan dosa orang yang meniru perbuatannya tanpa dikurangi sedikitpun.” (HR. Muslim)

Sekali lagi, semoga ini menjadi bahan renungan dan menjadi moment untuk memperbaiki diri. Wallahu musta’an.

sumber: http://ihwansalafy.wordpress.com

Selengkapnya...